PENDEKATAN SEMIOTIK PADA NOVEL BARAT DAN TIMUR


BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Puisi merupakan ekspresi pengarang berdasarkan pengalaman maupun daya imajinasinya terhadap sesuatu. Dengan puisi pengarang dapat menyampaikan sesuatu yang dipikirkannya secara menarik. Pengarang dapat menggunakan permainan kata, rima dll. Hal itu akan membuat puisi menjadi indah. Puisi dibuat dengan memadatkan pesan yang ingin disampaikan ke dalam bentuk kata, frase, maupun kalimat. Berbeda dengan fiksi yang dibeberkan secara jelas, puisi menyiratkan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk kiasan, maupun dengan merumpamakan dengan sesuatu yang lain yang secara sekilas tidak ada hubungannya dengan makna yang dimaksud.
Dalam menciptakan puisi pengarang menggunakan gaya yang berbeda-beda. Ada yang mengutamakan keindahan diksi, tetapi ada juga yang secara struktur biasa tetapi memiliki pesan makna yang luas. Pengarang menggunakan majas, simbol atau tanda untuk mengkiaskan pesan yang dimaksudkan. Di dalam sebuah puisi terkadang apa yang dipikirkan pengarang berbeda dengan interpretasi dari pembaca. Memang dalam apresiasi sastra hal tersebut menjadi sah karena setiap orang atau pembaca memiliki daya interpretasi sendiri sesuai dengan keadaan dan pengalamannya dalam memahami sebuah karya sastra.
Ada beberapa pendekatan untuk menganalisis puisi. Teknik ini bertujuan untuk mengungkapkan makna dalam puisi. Salah satui diantaranya adalah teknik pendekatan semiotik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian pendekatan semiotik dan penerapannya dalam menganalisis puisi Barat dan Timur.
    


B.        Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian pendekatan semiotik?
2.      Bagaimana penerapan pendekatan semiotik untuk menganalisis puisi Barat dan Timur?

C.       Tujuan
1.      Apakah pengertian pendekatan semiotik?
2.      Bagaimana penerapan pendekatan semiotik untuk menganalisis puisi Barat dan Timur?

D.       Manfaat Penulisan
1.      Memberikan penjelasan pesan makna puisi Barat dan Timur bagi pembaca.
2.      Sebagai pijakan awal bagi peneliti lain yang ingin melakukan analisis puisi Barat dan Timur dengan pendekatan yang berbeda
BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Pendekatan Semiotik
Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Menurut Hoed (dalam Nurgiyantoro, 2009:40) semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain.
Menurut Saussure (dalam Nurgiyantoro, 2009:43) bahasa sebagai sebuah sistem tanda yang memiliki dua unsur yang tidak dapat terpisahkan yaitu signifier dan signified atau penanda dan petanda. Wujud penanda dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan signifie adalah unsur konseptual, gagasan, atau makna yang terkandung dalam penanda tersebut.

B.        Penerapan Pendekatan Semiotik pada Puisi Barat dan Timur
Barat dan Timur

Barat dan Timur adalah guruku
Muslim, Hindu, Kristen, Budha,
Pengikut Zen dan Tao
Semua adalah guruku
Kupelajari dari semua orang saleh dan pemberani
Rahasia cinta, rahasia bara menjadi api menyala
Dan tikar sembahyang sebagai pelana menuju arasy-Nya
Ya, semua adalah guruku
Ibrahim, Musa, Daud, dan Lao Tze
Budha, Zarathustra, Socrates, Isa Almasih
Serta Muhammad Rasulullah
Tapi hanya di masjid aku berkhidmat
Walau jejak-Nya
Kujumpai di mana-mana.

Dari puisi Barat dan Timur kita akan menemukan hubungan antara manusia dan perbuatan atau tindakan.
Untuk memperoleh makna dari pengarang perlu ditemukan dulu isotopi dari puisi di atas. Isotopi-isotopi tersebut adalah:
1.         Isotopi alam: barat, timur, api
2.         Isotopi manusia: guruku, Zen, Tao, orang saleh dan pemberani, Ibrahim, Musa, Daud, Lao Tze, Budha, Zarathustra, Socrates, Isa Almasih, Muhammad Rasulullah.
3.         Isotopi perasaan: cinta.
4.         Isotopi perbuatan: kupelajari, sembahyang, berkhidmat,
5.         Isotopi waktu: -
6.         Isotopi tempat: barat, timur,masjid, di mana-mana.
7.         Isotopi penghubung: atau, dari, dan, sebagai, di.

Isotopi-isotopi di atas mendukung tujuh motif. Motif adalah unsur yang terus-menerus diulang. Dari isotopi-isotopi di atas, muncul isotopi yang menonjol, yaitu manusia, perbuatan dan tempat.
Isotopi manusia menunjukkan bahwa banyak nama-nama manusia yang merupakan simbol dari sesuatu. Dalam puisi Barat dan Timur ini nama-nama yang disebutkan merupakan simbol dari sebuah agama atau tokoh yang memberikan pencerahan dan ajaran yang membawa kebaikan untuk menuju kedamaian dan ketentraman hati.
Isotopi perbuatan berkaitan dengan sesuatu untuk mendapatkan kedamaian hati maka manusia perlu berlajar, sembahyang dengan khidmat. Dalam puisi ini tokoh aku menjadikan semua agama dan tokoh-tokohnya sebagai guru karena ajaran dan perkataannya memberikan kebenaran dan petunjuk.
Cinta adalah bagian dari isotopi perasaan. Cinta merupakan pesan yang disampaikan dalam setiap ajaran agama maupun pesan yang disampaikan tokoh-tokoh agama.
Isotopi tempat dan alam memiliki hubungan yang tidak jauh berbeda. Barat dan timur merupakan simbol dari arah dan tempat berkembangnya agama-agama dan munculnya tokoh-tokoh yang menjadi contoh dalam memberikan pencerahan bagi umat manusia. Barat merupakan tempat munculnya agama Muslim, Kristen, dan tokoh-tokoh seperti Ibrahim, Musa, daud, Zarathustra, Socrates, Isa Almasih, dan Muhammad. Sedangkan timur merupakan tempat munculnya agama Hindu, Zen, Tao, dan Budha dan tokoh seperti Lao Tze. Sedangkan api yang merupakan bagian isotopi alam melambangkan sebuah semangat yang menjiwai sebuah perjuangan menjalankan ajaran yang disampaikan.
Isotopi penghubung menjadi penegas atau penguat dari kalimat-kalimat yang hadir di dalam puisi. Kata atau, dari, dan, sebagai, di, dalam kalimat-kalimat puisi di atas memberikan penegasan dari lokasi dan kehadiran perasaan maupun benda yang ditulis dalam puisi. Dan tikar sembahyang sebagai pelana menuju arasy-Nya memberikan gambaran  bahwa menggelar tikar untuk sembahyang atau berdoa sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Sembahyang atau berdoa merupakan kegiatan spiritual untuk memohon sesuatu yang baik kepada Tuhan. Pernyataan itu berkaitan kalimat Tapi hanya di masjid aku berkhidmat yang memberikan penegasan bahwa walaupun tokoh aku menjadikan tokoh agama dan filsuf sebagai guru, tetapi hanya di masjidlah ia menjalankan ibadah. Hal ini memberikan penegasan bahwa tokoh aku hanya menjalankan ajaran agama Islam. Karena masjid merupakan simbol dari agama islam.
Kata guru merupakan simbol sebagai seseorang atau sesuatu yang dijadikan panutan atau pedoman. Tokoh aku menjadikan ajaran-ajaran agama di dunia yang menyampaikan pesan damai sebagai pedoman atau panutan. Tetapi hanya satu agama saja yang diyakini tokoh aku sebagai ajaran yang digunakannya untuk berkomunikasi dengan Tuhan yaitu Islam.
BAB III
SIMPULAN
Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda.Tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Bahasa sebagai sebuah sistem tanda yang memiliki dua unsur yang tidak dapat terpisahkan yaitu signifier dan signified atau penanda dan petanda. Wujud penanda dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan signifie adalah unsur konseptual, gagasan, atau makna yang terkandung dalam penanda tersebut.
Tokoh aku menjadikan ajaran-ajaran agama di dunia yang menyampaikan pesan damai sebagai pedoman atau panutan. Tetapi hanya satu agama saja yang diyakini tokoh aku sebagai ajaran yang digunakannya untuk berkomunikasi dengan Tuhan yaitu Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
W.M. Abdul Hadi. 2002. Pembawa Matahari. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya.

Komentar